Breaking News

Cara Inventarisasi dan Klasifikasi Buku Perpustakaan


Kegiatan iventarisasi bahan pustaka merupakan kegitan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan bagian pengolahan dengan cara memasukkan perolehan buku ke dalam buku induk. Selanjutnya buku yang diperoleh perpustakaan diawali dengan pemberian nomor urut satu dan seterusnya.

Pemberian nomor urut di buku induk dapat dilakukan dengan cara terus menerus dan tidak berganti tiap tahunnya, itu cara yang pertama. Cara yang kedua pemberian nomor diawali nomor satu setiap tahunnya. Kedua system ini sama-sama ada kegunaannya, apabila menggunakan system yang pertama apabila ingin mengetahu jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.dengan cepat dapat diketahui.

Bila perpustakaan menggunakan nomor urut setiap tahunnya tidak berganti, sewaktu ingin mencari perkembangan koleksi setiap tahun tidak cepat diketahui. Sebaliknya kalau menggunakan nomor setiap tahunnya berganti dengan nomor satu lagi perkembangan jumlah koleksi tiap tahun akan mudah diketahui.

1. Pemberian Stempel Buku


Semua buku yang masuk ke perpustakaan di bagian unit pengolahan sebelum dimasukkan dalam buku induk sebaiknya dibubuhkan stempel iventarisasi dahulu. Cara pemberian stempel pada umumnya pada lembar kedua dari judul diberi stempel iventaris yang memuat kode buku, no. regester buku, tanggal penerimaan buku serta jumlah buku.

Contoh Stempel Inventaris


PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Kode Buku No. Reg: 0001/PB/01
025.49
TAI
d
Tanggal: 21 Mart 1997

Jumlah : 17-c1

Stempel milik perpustakaan ini ada hubungan dengan pengamanan buku. oleh karena itu pembubuhan stempel milik perpustakaan bisa dibubuhkan pada halaman tertentu tidak diketahui oleh orang lain atau pengunjung perpustakaan. Hanya petugas perpustakaan saja yang boleh tahu rahasia tempat pembubuhan stempel milik perpustakaan tersebut.
Contoh Stempel Milik Perpustakaan Sekolah


MILIK PERPUSTAKAAN
SEKOLAH

2. Pembuatan Buku Induk

Contoh Format Buku Induk Perpustakaan




3. Pengisian Buku Induk

a. Pemberian Nomor Regester Buku

Setiap buku yang dimiliki oleh perpustakan harus diberi nomor regester buku yang berasal dari nomor urut pendaftaran dan dimulai dengan nomor urut pendaftaran serta ditambah dengan sumber perolehan buku baik itu pembelian maupun hadiah serta dilengkapi dengan tahun perolehan buku.
Agar lebih cepat dan efesien pemberian nomor regester buku sebaiknya dilakukan petugas pengolahan bersamaan memasukkan buku baru ke dalam buku induk.

b. Kolom tanggal kedatangan buku

Kolom ini diisi ketika buku yang dibeli atau hadiah datang. Sebaiknya buku yang dating secepatnya buku induk sekaligus pemberian nomor regester.

c. Kolom Nama Pengarang

Kolom ini diisi oleh pengarang, baik pengarang tunggal maupun pengarang ganda. Begitu juga kalau buku yang diperoleh dterbitkan oleh badan maka yang dimasukkannya nama badan tersebut. Sedangkan untuk penulisan nama pengarang ditulis pada tajuk, missal Moch. Iksan ditulis Iksan, Moch.

d. Kolom Judul Buku

Judul buku yang ditulis kolom ini adalah judul yang tercantum pada halaman judul secara lengkap. Jika judul terlalu panjang dapat dipotong dengan menambahkan tiga titik dibelakangnya.

e. Kolom Penerbit

Kolom ini diisi dengan nama badan yang menerbitkan buku, baik badan pemerintah maupun swasta. Dalam penulisan badan penerbit tidak perlu mencatumkan jenis badan, missal PT, NV dan sebagainya.

f. Kolom Tahun Terbit

Kolom ini diisi dengan tahun terbit buku. Bila buku diterbitkan ulang ditulis tahun copyright dan tahun cetak ulang

g. Kolom Sumber buku

Kolom ini diisi dengan perolehan buku, misalnya buku pembelian, hadiah, pertukaran dsb.

h. Kolom Jumlah Buku

Kolom ini diisi dengan jumlah buku yang diperoleh oleh perpustakaan baik buku pembelian, hadiah maupun pertukaran.

i. Kolom Keterangan

Kolom ini diisi dengan hal-hal yang dianggap perlu, misalnya No. reg. buku sekian ditempatkan pada ruang tertentu, juga diisi jenis koleksi misalnya kamus, ensiklopedia dansebagainya.


Seteleh buku-buku tersebut selesai dimasukkan kedalam buku induk langkah selanjutnya adalah memberi kelengkapan buku. Adapun kelengkapan buku yang dimaksud adalah:
- Lidah buku atau lembar tenggat yang berfungsi untuk menulis nomor anggot yang pinjam buku dan tempat tanggal kembali. Lembar ini biasanya ditempel pada halam terakhir buku.
Contoh Lidah Buku


- Kantong buku untuk tempat kartu buku
- Kartu buku yang berfungsi sebagai arsip buku yang dipinjam. Pada kartu buku ini diisi dengan No. klasifikasi, Judul buku, pengarang buku dan Regester buku.

4. Klasifikasi Bahan Pustaka

Klasifikasi bahan pustaka dilakukan untuk menghimpun dan mengelompokkan buku perpustakan yang memiliki subyek yang sama. Hal ini dilakukan supaya petugas dengan cepat, tepat dan mudah penempatan koleksi bahan pustaka tersebut pada jajaran koleksi perpustakan, begitu juga pengguna perpustakaan akan mudah untuk menemukannya.

Dalam pengolahan buku (processing), klasifikasi merupakan salah satu bagian pekerjaan tehnis yang penting. Suatu sekolah dengan perpustakaan yang masih sederhana, mungkin petugasnya (pustakawannya) akan mengajukan pertanyaan, perlukah klasifikasi dilakukan. Misalnya perpustakaan sekolah yang hanya memiliki perpustakaan sekita 100 eksemplar. Dengan koleksi perpustakaan sejumlah itu masih mudah menata dan melihatnya.

Bagi perpustakaan sekolah seperti itu, dan tidak mengharapkan perpustakaannya berkembang mungkin jawabnya tidak perlu. Namun bagi sekolah yang menginkan perpustakaan ingin berkembang, maka klasifikasi perlu dikerjakan.

Tidak ada komentar